Kamis, 09 Juni 2016

PENYERBUKAN BUAH KELAPA SAWIT




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

         Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.       
          

        Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung  bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.Buah terdiri dari tiga lapisan:
  • Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
  • Mesoskarp, serabut buah
  • Endoskarp, cangkang pelindung inti
       Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).







BAB II

PEMBAHASAN

2.1   Perbedaan Bunga Jantan Dan Betina Pada Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinnesis) bukan berasal dari Indonesia. Tanaman ini dipercaya berasal dari pesisir tropis Afrika Barat. Tanaman kelapa sawit liar telah dimanfaatkan oleh penduduk Afrika Barat sebagai minyak makan. Tanaman kelapa sawit dikenali bangsa eropa saat ekspedisi Portugis ke Afrika Barat pada abad ke 15.( Agustira, dkk,2008).

Kelapa sawit memiliki sistem reproduksi secara generatif. Kelapa sawit memiliki bunga jantan dan bunga betina pada satu pohon biasa disebut Monoecious. Namun bunga jantan dan bunga betina terpisah. Meski hal ini terjadi, namun jarang sekali terjadi penyerbukan sendiri. Karena pematangan bunga jantan dan bunga betina memiliki waktu yang berbeda. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Pernyataan ini sesuai pernyataan Pahan (2008) Kelapa sawit merupakan merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon,dimana rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina, walaupun demikian dapat dijumpai pada beberapa tanaman kelapa sawit bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu tandan (hermafrodit) dan pada umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang (Pahan 2008).

Pada buah kelapa sawit proses pembentukannya dari proses penyerbukan hingga buah matang dipengaruhi oleh keadaaan iklim dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, lama proses pemasakan buah di beberapa daerah kawasan mempunyai perbedaaan, Di Malaysia proses pemasakan buah sekitar 5,5 bulan, di Sumatera Sekitar 5 – 6 bulan, sedangkan di Afrika sekitar 6 – 9 bulan (Setyamidjaja, 2006).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXI2gNiHybfjALucvOik3YVmrOALI0d3PgCgsFZJgSuOFHhmiLaHJ8w7FyLgmJrDPTptoXtm9smmWNdB2IgICFPg6JBGKZ_Dak1Vdlya8L8qlOAxMJnJWSkCVIP9wCK2l2OByvVSPuXHk/s1600/bunga-betina-dan-jantan.jpg 


Gambar 1. Bentuk bunga betina dan jantan pada sawit.

    Tanaman kelapa sawit jarang hermaphrodit. Bentuk Infloresence berbentuk mayang (spadix). Inflor dibentuk pada ketiak daun segera setelah diferensiasi pucuk batang Jenis bunga jantan dan betina ditentukan 9 bulan setelah inisiasi, ± 24 bln inflor menjadi bunga. Bunga betina : ukuran besar, membuka dalam 3 hari, siap dibuahi 3-4 hari. Bunga jantan : ukuran kecil memanjang, menyerbuk dalam 5 hari. Penyerbukanyang terjadi adalah penyerbukan silang. Kelapa sawit mulai berbunga pada umur sekitar 2 tahun, tanaman ini termasuk berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina. Namun sering dijumpai pula bunga hermaprodit.  Sebelum bunga mekar, masih diselubungi seludang, sudah dapat dibedakan antara bunga jantan dan bunga betina.  Bunga betina bertudung lebih bulat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bunga jantan. Seludang bunga pecah 15-30 hari sebelum reseptif (anthesis). Meskipun dalam satu tanaman terdapat bunga betina dan bunga jantan namun muncul dan mekarnya tidak bersamaan, praktis tanaman kelapa sawit melaksanakan penyerbukan secara  silang (cross polinated). Secara alami, penyerbukan dilakukan oleh serangga (enthomophili, terutama oleh Elaedobius camerunicus) dan angin (anemophili). Bunga betina yang sudah mekar, dan dalam kondisi reseptif (masa subur) berlangsung antara 36 – 48 jam. Perkembangan bunga betina terlihat dari perubahan warnanya.  Pada hari pertama (sesudah mekar) berwarna putih, sedang pada hari kedua berwarna kuning gading, hari ketiga jingga dan hari keempat menjadi merah kehitam-hitaman.  Selama periode tersebut bunga berbau harum dan mengeluarkan lendir yang dimaksud untuk menarik serangga penyerbuk. Saat terbentuk primordia bunga sampai dengan penyerbukan membutuhkan waktu 33 bulan, sejak selesai penyerbukan sampai dengan buah masak membutuhkan waktu 5 – 6 bulan (Anonim, 2013).

2.2 Penyerbukan Tanaman Kelapa Sawit

2.2.1 Kastrasi
        Kastrasi adalah kegiatan pembuangan bunga dan buah pasir untuk merangsang pertumbuhan vegetatif serta untuk mencegah infeksi hama dan penyakit.  Kastrasi dilakukan ketika  tanaman mulai berbunga untuk pertama kalinya sampai tanaman berumur 33 bulan (6 bulan 
sebelum panen).  Kastrasi dilakukan dengan interval satu bulan sekali. Kastrasi Bunga.
Penyerbukan Buatan
       Bunga jantan dan betina pada tanaman kelapa sawit letaknya terpisah dan masaknya tidak bersamaan sehingga penyerbukan alami kurang intensif. Faktor lain yang menyebabkan perlunya penyerbukan buatan adalah karena jumlah bunga jantan kurang, kelembaban yang tinggi atau musim hujan yang panjang. Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dilakukan penyerbukan  buatan oleh manusia  atau oleh serangga. Penyerbukan buatan dilakukan setelah kegiatan kastrasi dihentikan.
a) Penyerbukanoleh Manusia
        Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan:
1.Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni (1:2). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanyasudahdipersiapkandilaboratorium.
3. Semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.
b) Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit (SPKS).
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus yang tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas pada saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti meningkat sampai 30%. Kekurangan cara ini buah sulit rontok, tandan buah harus dibelah dua dalam pemrosesan.












                                             BAB III

3.1 PELAKSANAAN PENYERBUKAN
             Dalam penyerbukan secara buatan, pohon ibu yang digunakan adalah tipe Dura atau Delidura terpilih seperti terdapat di Marihat research Station, sedangkan sebagai pohon bapak digunakan tipe Pisifera yang juga tersedia di Marihat Research Station.
Penyerbukan buatan diawali dengan penyediaan serbuk sari. Beberapa saat sebelum bunga matang, bunga jantan dari pohon bapak terpilih dibungkus dengan kantung plastik transparan. Setelah bunga jantan tersebut matang, lalu dipotong dan dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan dari tandannya, kemudian diangin-anginkan. Serbuk sari ini dimasukkan ke dalam tube dengan mencampurkan 0,25 gram serbuk sari dengan 1 gram talk. Tube yang telah berisi serbuk sari dimasukkan ke dalam sebuah botol kemudian divakumkan. Sambil menunggu saat penggunaannya botol serbuk sari harus disimpan di dalam almari pendingin (freezer).
  Pada pohon ibu terpilih, tandan bunga betina ditutup dengan kantung plastik transparan dan diberi label. Amati bunga sampai mencapai tingkat matang reseptif (36-48 jam). Ciri-ciri bunga betina yang telah matang adalah : warna kepala putik menjadi kemerah-merahan dan telah terbuka dan berlendir.
Setelah bunga betina reseptif, serbukilah dengan serbuk sari yang telah disiapkan. Satu tube campuran serbuk sari (0,25 gram serbuk sari + 1 gram talk) cukup untuk menyerbuki satu tandan bunga betina.
Bunga betina yang telah diserbuki diberi label dan ditutup dengan plastik transparan. Empat hari kemudian penutup dibuka dan tandan bunga betina dibiarkan untuk pertumbuhannya lebih lanjut. Setelah 6 bulan, tandan buah umumnya telah masak. Panen buah dan benih dilakukan bila pada satu tandan telah terdapat paling sedikit satu buah telah lepas dari tandannya.alah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa sawit adalah dengan mengidentifikasi ketersediaan unsur hara pada daun 
(leaf sampling unit-LSU). Ketepatan dalam identifikasi unsur hara dalam daun sangat dipengaruhi oleh keterampilan dalam pengambilan sampel (contoh daun) di lapangan. Penyimpangan pengambilan LSU harus diusahakan seminimal mungkin untuk memperoleh contoh daun yang dapat mewakili keadaan tanaman di lapangan.
1) Diperoleh Sumber Benih Kelapa Sawit
    Sumber benih yang baik dapat diperoleh dari balai-balai penelitian kelapa sawit, terutama oleh Marihat Research Station dan Balai Penelitian Perkebunan Medan (RISPA). Dalam penyediaan benih kelapa sawit, balai-balai penelitian tersebut mempunyai kebun induk yang baik dan terjamin dengan pohon induk tipe Delidura dan pohon bapak tipe Pisifera terpilih.

2) Penyediaan benih sendiri
    Untuk memperoleh buah / benih yang baik, penyerbukan yang terjadi pada bunga betina dari pohon induk harus dilakukan secara terkontrol. Untuk maksud tersebut, penyerbukan harus dilaksanakan secara buatan. Dalam penyerbukan secara buatan, pohon induk untuk bunga betina yang digunakan adalah tipe Dura atau Delidura terpilih seperti terdapat di Marihat research Station, sedangkan sebagai pohon induk bunga jantan digunakan tipe Pisifera yang juga tersedia di Marihat Research Station. Penyerbukan buatan diawali dengan penyediaan serbuk sari. Beberapa saat sebelum bunga matang, bunga jantan dari pohon induk terpilih dibungkus dengan kantung plastik transparan. Setelah bunga jantan tersebut matang, lalu dipotong dan dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan dari tandannya, kemudian diangin-anginkan. Serbuk sari ini dimasukkan ke dalam tube dengan mencampurkan 0,25 gram serbuk sari dengan 1 gram talk. Tube yang telah berisi serbuk sari dimasukkan ke dalam sebuah botol kemudian divakumkan. Sambil menunggu saat penggunaannya botol serbuk sari harus disimpan di dalam almari pendingin (freezer). Pada pohon induk untuk bunga
betina terpilih, tandan bunga betina ditutup dengan kantung plastik transparan dan diberi label. Amati bunga sampai mencapai tingkat matang reseptif. Ciri-ciri bunga betina yang telah matang adalah : warna kepala putik menjadi kemerah-merahan dan telah

terbuka dan berlendir. Setelah bunga betina reseptif, serbukilah dengan serbuk sari yang telah disiapkan. Satu tube campuran serbuk sari (0,25 gram serbuk sari + 1 gram talk) cukup untuk menyerbuki satu tandan bunga betina. Bunga betina yang telah diserbuki diberi label dan ditutup dengan plastik transparan. Empat hari kemudian penutup dibuka dan tandan bunga betina dibiarkan untuk pertumbuhannya lebih lanjut. Setelah 6 bulan, tandan buah umumnya telah masak. Panen buah dan benih dilakukan bila pada satu tandan telah terdapat paling sedikit satu buah telah lepas dari tandannya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrz2BBiQfN1fr86ngeZFChWfIijLSoeQhML43unaFVIbCdW2XF8Iwsyy4IhpJ9vsFB1vj0PYgpa3ixks0C03xfWqzHur_HLIPDd76kyJcixqLYurc0qVKU-jHD3XgFbvL4WA1ydFRFD3o/s320/10.jpg


Pengecambahan Benih Kelapa Sawit
 
1) Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya.

2) Tandan buah diperam selama tiga hari dan sekali-kali disiram air. Pisahkan buah dari tandannya dan peram lagi selama 3 hari.

3) Masukkan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari biji. Cuci biji dengan air dan masukkan ke dalam larutan Dithane M-45 0,2% selama 3 menit. Keringanginkan dan seleksi untuk memberoleh biji yang berukuran seragam. Semua benih disimpan di dalam ruangan bersuhu 22 derajat C dan kelembaban 60-70% sebelum dikecambahkan.

4) Untuk mengecambahkan benih, dilakukan perendaman terlebih dahulu. Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.

5) Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17 %.

6) Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastik berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 x 20 x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang pengecambahan yang suhunya 39 0C.

7) Benih diperiksa setiap 3 hari sekali ( 2 kali per minggu ) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air (gunakan hand mist sprayer) agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21 – 22 % untuk benih Dura dan 28 – 30 % untuk Tenera.

8) Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15 – 20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke pesemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUgpHi8qA0pdzu-xWtfGiTdNom_F-Tq_oLw1UbjM42L4nxEXQNX0d0RpqVTnWYla0JyzmSOUTMk0zryvaZH_5ANHOGWf096bjWgwpwYTrN4KVeb6bLzc7xRQHCVO12zDRt88E1ieRA2oU/s320/23.jpg



3.2 Pembibitan Kelapa Sawit

Lokasi/areal untuk pelaksanaan pembibitan dengan pesyaratan : harus datar dan rata, dekat dengan sumber air, dan letaknya sedapat mungkin di tengah-tengah areal yang akan ditanami dan mudah diawasi. Lahan pembibitan harus diratakan dan dibersihkan dari segala macam gulma dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman (misalnya tersedia springkle irrigation), serta dilengkapi dengan jalan-jalan dan parit-parit drainase. Luas kompleks pembibitan harus sesuai dengan kebutuhan.

Terdapat dua teknik pembibitan yaitu: (a) cara langsung tanpa dederan dan (b) cara tak langsung dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan pembibitan utama(nursery)selama 9 bulan.

a) Cara langsung
Kecambah langsung ditanam di dalam polibag ukuran besar seperti pada cara pembibitan. Cara ini menghemat tenaga dan biaya.
(b) Cara tak langsung
Cara tak langsung dilakukan dengan 2 tahap (double stages system), yaitu melalui dederan/pembibitan awal (prenursery) selama 3 bulan dan persemaian bibit(nursery)selama 9 bulan.
Tahap pendederan (prenursery)
Benih yang sudah berkecambah di deder dalam polybag kecil, kemudia diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya.

Ukuran polybag yng digunakan adalah 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm (lay flat).
Polybag diisi dengan 1,5 – 2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag diberi lubang untuk drainase.
Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm.
Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah berumur 3 – 4 bulan dan berdaun 4 – 5 helai, bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke pesemaian bibit (nursery).
Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak becek. Pemberian air pada lapisan atas tanah polybag dapt menjaga kelembaban yang dibutuhkan oleh bibit.
Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha memperoleh kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap kerusakan karena siraman.

3.3 Pesemaian bibit

 Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.
    Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak sebanyak 15 – 30 kg per polybag,   disesuaikan dengan lamanya bibit yang akan dipelihara (sebelum dipindahkan) dipesemaian bibit.

Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada pada permukaan tanah polybag besar dan tanahsekitar bibit dipadatkan agar bibit berdiri tegak. Bibit pada polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah diratakan, dibersihkan dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100 cm x 100 cm x 100 cm.
Kegiatan Pemeliharaan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan.

1.    penyiraman
      kegiatan penyiraman di pembibitan utama dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Jumlah air yang diperlukan sekitar 9–18 liter per minggu untuk setiap bibit.
2.    pemupukan
untuk pemupukan dapat digunakan berupa pupuk tunggal atau pupuk  majemuk (N,P,K dan Mg) dengan komposisi 15:15:6:4 atau 12:12:7:2.
3)   Seleksi bibit;
 seleksi dilakukan sebanyak tiga kali. Seleksi pertama dilakukan pada waktu pemindahan bibit ke pembibitan utama. Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 12-14 bulan. Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang, dengan ciri-ciri: a) bibit tumbuh meninggi dan kaku, b) bibit terkulai, c) anak daun tidak membelah sempurna, d) terkena penyakit, e) anak daun tidak sempurna.
















BAB IV

4.1 persiapan lahan

Tanaman kelapa sawit sering ditanam pada areal / lahan : bekas hutan (bukaan baru, new planting), bekas perkebunan karet atau lainnya ( konversi), bekas tanaman kelapa sawit (bukaan ulangan, replanting).
Pembukaan lahan secara mekanis pada areal bukaan baru dan konversi terdiri dari beberapa pekerjaan, yakni: a) menumbang, yaitu memotong pohon besar dan kecil dengan mengusahakan agar tanahnya terlepas dari tanah; b) merumpuk, yaitu mengumpulkan dan menumpuk hasil tebangan untuk memudahkan pembakaran. c) merencek dan membakar, yaitu memotong dahan dan ranting kayu yang telah ditumpuk agar dapat disusun sepadat mungkin, setelah kering lalu dibakar. d) pengolahan tanah secara mekanis. Untuk lebih lengkapnya silahkan baca posting kami yang membahas tentang cara menanam kelapa sawit

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmHETYNBFpThkmNtaSxZF8glMrhWg_C6bqMfjZcnv2VsxA9oLJWBwLYoK-FZGejnQ_2tr6_DlHjf3efL4aH7nq-BiCJtM_Ev3tm8JvEdqYDEOh0fSCp7WNK7_xComyn3DqbhywFGi3v-g/s320/4.jpg


Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit
a. Penyulaman

- Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik.
- Saat menyulam yang baik adalah pada musim hujan.
- Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu bibit berumur 10 – 14 bulan.
- Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3 – 5 % setiap hektarnya.
- Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.

b. Penanaman tanaman penutup tanah

- Tanaman penutup tanah (tanaman kacangan, Legume Cover Crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma.
- Penanaman tanaman kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
- Jenis-jenis tanaman kacangan yang umum di perkebunan kelapa sawit adalh Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides dan Pueraria javanica.
- Biasanya penanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur (tidak hanya satu jenis).

c. Membentuk piringan (bokoran, circle weeding)
     Piringan di sekitar pokok (pohon kelapa sawit) harus tetap bersih. Oleh karena itu tanah di sekitar pokok dengan jari-jari 1 – 2 meter dari pokok harus selalu bersih dan gulma yang tumbuh harus dibabat, disemprot dengan herbisida.

d. Pemupukan
     Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N,P,K,Mg dan B (Urea, TSP, Kcl, Kiserit dan Borax).

- Pemupukan ekstra dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit.

- Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan anjuran Balai Penelitian untuk TBM (Tanaman Belum Menghasilkan).

- Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun.

- Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman.

- Contoh dosis pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan adalah sebagai berikut :

Urea : 2,0 – 2,5 kg/ph/th  diberikan 2 x aplikasi

KCl : 2,5 – 3,0 kg/ph/th  diberikan 2 x aplikasi
Kiserit : 1,0 – 1,5 kg/ph/th  diberikan 2 x aplikasi

TSP : 0,75 – 1,0 kg/ph/th  diberikan 1 x aplikasi

Borax : 0,05 – 0,1 kg/ph/th diberikan 2 x aplikasi

Untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang berumur 0 – 3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya adalah sebagai berikut :

Urea : 0,40 – 0,60 kg

TSP : 0,25 – 0,30 kg

KCl : 0,20 – 0,50 kg

Kiserit : 0,10 – 0,20 kg

Borax : 0,02 – 0,05 kg

- Pada tanaman belum menghasilkan pupuk N,P,K,Mg,B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm dari pokok sampai ujung tajuk daun.

- Pada tanaman yang sudah menghasilkan: pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar piringan. Pupuk P,K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1 – 3 meter dari pokok. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30 – 50 cm dari pokok.

- Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September – Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan paada akhir musim hujan (Maret – April) untuk pemupukan yang kedua.

e. Pemangkasan daun

Maksud pemangkasan daun adalah untuk memperoleh pokok yang bersih, jumlah daun yang optimal dalam satu pohon dan memudahkan panenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur / tingkat pertumbuhan tanaman.

Macam-macam pemangkasan :

- Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang berumur 16 – 20 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun kering dan buah-buah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos.

- Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada umur 20 – 28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas dalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir.

- Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28 – 54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin (mepet), agar tidak mengganggu dalam pelaksanaan panenan.

Hama dan Penyakit Kelapa Sawit

Hama

a. Hama Tungau

Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.

b. Ulat Setora

Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.

Penyakit

a. Root Blast

Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.
b. Garis Kuning

Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.

c. Dry Basal Rot

Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif5iT9YHNvAbHIBe8k6R5kCsv3GIdfN7cQaWcTHNtxa_YZTaf1qzen05NOmmWpNiEYrmCv0_HNeWjUbjbkc6bM7xqGYhxOznytjRQ0dRk3KpGLBK5uQANW77jsotts1jAs84WHKLSIsJM/s320/6.jpg

Panen

  Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan proses pemasakan buah berkisar 5 - 6 bulan setelah terjadinya penyerbukan. Buah kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon kelapa sawit rata-rata terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan buah matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
BAB V
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Pemuliaan Tanaman adalah suatu Teknologi dan Seni untuk memanipuasi gen kromosom atau kemampuan Dan genetik Tanaman sehingga sifat-sifat mulia menjadi nihil Tanaman Dan lebih berguna Sesuai Artikel Baru keperluan manusia Yang Selalu MENINGKAT
. Diktat kuliah Pengantar Pemuliaan Tanaman.Fakultas Pertanian .Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. Studi Tentang Perkebunan dan Pemasukan Minyak Kelapa Sawit Indonesia. International Contect Bussines System, Jakarta.
______. 2003. Pedoman Teknis Pembibitan Kelapa Sawit. Makin Group. (tidak dipublikasikan).
______. 2006. Plantation Location. http://www.sampoernaagro.com/plantation location.html. Diakses 10 Oktober 2008.
Corley, R. H. V. 1976. Oil Palm Research, The Genus Elaies. Elsevier, Amsterdam.
Fauzi, Y, YE. Widiastuti, I. Setyawibawa dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit, Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis dan Pemasaran, Penebar Swadaya. Jakarta.
Hartoyo. 2009. Pengenalan Perkebunan Kelapa Sawit. Presentasi Asisten Training 2009 PT Sampoerna Agro, Tbk. Ogan Komering Ilir. (tidak dipublikasikan)

2 komentar:

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover

    BalasHapus
  2. Casino, Slot machines to play casino games online - Drm
    Casino, Slot machines to play casino games online 나주 출장안마 - Drm You 포항 출장안마 will see 남원 출장안마 this image 안성 출장안마 from an article by someone on the site. It shows casino bet365 slots to

    BalasHapus